Review Buku: ‘You Do You’

Yessi Frenda
3 min readJan 3, 2021

--

November 2020 lalu, saya ikut PO buku You Do You yang ditulis oleh Fellexandro Ruby. Seumur-umur saya baru pertama kali ini ikut PO buku, sampai punya tandatangan penulis di bukunya, bahkan dapat merchandise tote-bag-nya juga. Packaging paketnya pun tak kalah menarik, sehingga saya bisa melakukan prosesi unboxing yang menyenangkan. Sebagai orang yang jarang baca buku, merasakan experiences semacam ini ternyata seru juga.

Menurut saya, buku You Do You ini termasuk yang menyenangkan untuk dibaca. Alasan pertama, tata bahasanya yang bersahabat. Ibarat bubur, sehingga pembaca yang tidak punya gigi pun (baca: orang yang jarang baca macam saya) bisa menelan dan mencerna pesan bukunya dengan mudah.

Alasan kedua, lay out buku yang disisipi ilustrasi gambar, dan jeda yang berwarna-warni. Porsi antara tulisan dan ilustrasinya pas, membuat saya merasa bersemangat membacanya. Alasan ketiga, ada titik-titik personal yang diceritakan dalam buku ini. Dengan demikian, saya tak merasa buku ini sebagai kumpulan teori yang membosankan, melainkan lebih ke cerita pembelajaran bersama dari hasil perjalanan 13 tahun berkaryanya Mas Fellexandro Ruby.

Butuh waktu seminggu bagi saya untuk menyelesaikan buku ini, tepatnya di liburan akhir tahun 2020. Lhoh, kenapa seminggu? Bukannya di review yang lain bisa kurang dari sehari, saking serunya buku ini untuk dibaca?

Iya, buku ini seru untuk dibaca. Tapi di sisi lain, saya merasa buku ini memberikan saya PR yang cukup banyak. Jadi setelah menyelesaikan beberapa bab, saya perlu tutup buku sebentar untuk mengerjakan tugas. Ada tugas yang sifatnya short term, ada juga yang long term (seperti skripsi?). Dari satu tugas, ternyata saya juga bisa eksplorasi lebih jauh lagi, sehingga jeda baca bukunya jadi lebih lama.

Misalnya tentang tes DISC untuk lebih mengenal value dalam diri dari bab1.9. Ternyata saya tak hanya menganggap tes ini sebagai langkah mencari value, tapi juga sebagai cara untuk mengenal kepribadian diri lebih jauh lagi. Alhasil, saya pun tertarik untuk mengulik lebih jauh soal personality test lainnya, seperti MBTI test dan tes 4 kepribadian manusia (koleris/sanguinis/melankolis/plegmatis). Saya pun akhirnya disibukkan dengan aktivitas seru ‘merangkai’ puzzle kepribadian saya sendiri di atas sticky note warna-warni.

Tak hanya soal value diri, saya rasa spektrum pembahasan buku ini pun cukup luas. Ada bab yang membahas soal finansial, karir, musim kehidupan, bahkan relationship dengan orang terdekat. Saya rasa, buku ini seperti paket all-in, terutama untuk yang sedang melakukan eksplorasi kehidupan di awal usia 20an. Sedangkan untuk teman-teman yang lebih mature, yang sudah melahap lebih banyak buku pengembangan diri, buku ini mungkin lebih terasa seperti cemilan ringan untuk menemani buku lainnya yang lebih advanced.

Sekarang saya sudah menyelesaikan buku ini. Tapi saya yakin, di waktu mendatang saya akan perlu membacanya kembali, terutama di bagain-bagian yang saya beri sticky note warna kuning itu. Bagian-bagian itu adalah bagian yang perlu saya follow up lagi di masa depan.

Saya akan lebih rekomendasikan buku ini ke teman-teman yang usianya masih 20-tahunan, karena saya rasa targetnya memang lebih ke arah sana. Bagi kamu yang sedang pikir-pikir untuk membeli buku ini, mungkin kamu bisa mendengarkan podcast Thirty Days of Lunch atau beberapa video youtube-nya Mas Fellexandro Ruby terlebih dahulu. Cek dulu, apakah pesannya (dan pembawaannya) bisa beresonansi dengan value-mu.

Semoga bermanfaat!

--

--